Komisi IV Minta Perum Bulog Tingkatkan Kualitas Raskin
Komisi IV DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Perum Bulog, berkaitan dengan banyaknya masukan atas kualitas beras untuk rakyat miskin (raskin). Komisi bidang pangan DPR RI meminta kepada Bulog untuk meningkatkan kualitas raskin yang disalurkan kepada masyarakat.
“Komisi IV meminta kepada Bulog untuk merumuskan konsep mengenai perbaikan sistem dan mekanisme penyaluran raskin,” ujar Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron baru-baru ini, di Gedung Parlemen, Jakarta.
Menurut Herman Kheron, program bantuan raskin sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia, karena raskin selain memberikan kontribusi besar terhadap ketersediaan pangan khususnya beras, juga dapat menekan tingkat harga.
“Ada 2 misi sekaligus raskin ini memberikan manfaat. Bagi yang menerima akan lebih manfaat lagi karena mendapatkan subsidi yang begitu besar,” katanya.
Masyarakat hanya membeli seharga Rp.1.600 ditambah ongkos transpotasi dari titik distribusi ke titik bagi. Namun Komisi IV banyak menerima pesan moral dari masyarakat supaya kualitas raskin ini betul-betul kualitas yang baik.
Selain itu, ada hal yang Komisi IV rekomendasikan untuk segera dibuatnya konsepsi baru, yaitu konsep yang baik dan benar agar raskin selain memberikan manfaat pada penerima raskin dengan subsidi yang begitu besar.
“Negara mengeluarkan hampir Rp.18 triliun lebih untuk subsidi raskin, dan tentunya dapat diterima dengan jumlah dan durasi waktu yang diterima,” paparnya.
Terkait tujuan agar raskin tepat sasaran, kata Herman, Ini justru yang harus diselesaikan. Selama lima tahun berada di Komisi IV yang selalu menjadi perosoalan yaitu masalah tepat sasaran, tepat harga dan tepat kualitas.
“ Ini sudah ada perbaikan, tapi di beberapa daerah masih harus diperbaiki. Untuk itu kami tidak akan berhenti memperjuangkan berbagai aspirasi rakyat termasuk raskin ini agar diterima dengan baik. Baik tepat waktu, tepat kualitas dan tepat harga,” katanya.
Ketersediaan Beras
Menurut Herman Khaeron, ketersediaan beras menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, masih cukup. Sampai saat ini stok Bulog masih mencukupi, masih ada 1,8 juta ton. Kalau hasil panen atau hasil produksi nanti memang sesuai dengan target pemerintah (Kementerian Pertanian) 76 Juta ton gabah kering panen, diperkirakan tidak akan ada impor.
“Akan tetapi kalau turun dari itu, dan kemudian prospek ke depannya pada tahun 2015 nanti akan bisa tercapai hasil yang memadai , saya kira mungkin akan terhindar dari impor,” katanya.
Selama tahun ini, Herman Khaeron memperkirakan masih surplus dan prospek tahun depan masih baik. Dengan stok 1,8 juta ton ditambah masa panen serta diprediksi iklim memungkinkan untuk menaikkan produksi maka tidak perlu impor. (as), foto : andri/parle/hr.